BENGKALIS - Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Kecamatan Talang Muandau, telah digelar dan dibuka secara langsung .
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kabupaten Lakukan Pembinaan dan Pelatihan. Dalam pelaksanaan MTQ/STQ pada setiap jenjangnya, peran dan tugas Dewan Hakim MTQ tidaklah ringan, sebuah tugas yang menuntut tanggung jawab.
Tuan guru Muhammad Arsyad bin Muhammad Yusuf adalah seorang tokoh agama (ulama) di Pulau Bengkalis. Ia lahir di Kelapapati Laut pada tahun 1886. Ayahnya bernama Muhammad Yusuf dan Ibunya Yuk. Ia adalah cucu Noyang Lando, sebutan yang biasa dipanggil masyarakat pulau Bengkalis atau Gusti Pangeran H. Muhammad Tahir yang merupakan keturunan Banjar.
Datuk Muhammad Arsyad, demikian sapaan akrab banyak orang kepadanya, mempunyai dua orang isteri; isteri pertama bernama Bik dan bersamanya memperoleh 5 orang anak dan 1 orang anak angkat dan isteri keduanya bernama Halimah dan darinya mendapatkan 1 orang anak.
Mengenai perjalanan Datuk Muhammad Arsyad menuntut ilmu, menurut penuturan datuk Muhammad Dung bin Muhammad Dang, cucu dari Tuan Guru Muhammad Arsyad, seorang guru majelis pengajian di sungai Buyung Kembung Luar, pada awalnya Ayahnya Muhammad Yusuf, yang juga seorang ulama terkemuka yang makamnya berada di Langkat Sumatera Utara, mengharapkan puteranya Muhammad Arsyad ini agar belajar menuntut ilmu agama di Mekah.
Akan tetapi Datuk Muhammad Arsyad tidak mau pergi ke Mekah, Ia memilih untuk belajar ilmu agama di Melaka Malaysia dengan seorang Waliullah di sana (yang tidak ingin disebut namanya) selama lebih kurang 7 tahun. Setelah 7 tahun berada di Melaka, ia kembali belajar agama dengan Waliullah (nama dan tempatnya tidak ingin disebutkan) selama bertahun-tahun.
Tentang perjalanan Datuk Muhammad Arsyad menimba ilmu agama ini, Muhammad Dung menambahkan, suatu ketika pernah terjadi kejadian aneh, Muhammad Arsyad pernah bertanya kepada gurunya kenapa gurunya tidak pernah dilihatnya melaksanakan shalat Jumat dan gurunya tidak menjawab sama sekali.
lalu ia bertanya kembali dan gurunya pun menjawab dengan perlahan-lahan, "wahai Arsyad coba engkau duduk di belakangku dan pejamkan matamu, jika aku mengatakan engkau buka matamu maka bukalah dan lihatlah dimana aku shalat jumat. lalu Muhammad Arsyad terkejut dan terdiam karena yang dilihat itu tidak dapat diungkap kepada orang dan dirahasiakannya".
Tuan Guru Muhammad Arsyad menghabiskan masa-masa hidupnya dengan mengabdikan diri sepenuhnya dalam pengembangan ilmu-ilmu keislaman dan dakwah Islamiyah. Ia mengajar ilmu agama kepada masyarakat di daerah Kembung Luar dan Teluk Pambang bahkan hingga ke Kelapapati dan Teluk Belitung (sekarang merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Meranti).
Menurut penjelasan Malik, seorang keturunan Bugis yang berprofesi sebagai petani tinggal di Kembung Luar, Muhammad Arsyad adalah sosok bertubuh kecil yang berani, ulama yang mengajar berbagai ilmu khususnya ilmu tasawuf.
Tidak hanya itu, Tuan Guru Muhammad Arsyad juga adalah seorang penghulu Kembung Luar dan Teluk Pambang (yang ketika itu berada dalam satu wilayah). Datuk Arsyad adalah seorang pemberani dalam melawan penjajah dan lanun lanun hingga ia dijuluki Marsyad Kederat (Qudrat) bahkan ia pernah diundang secara khusus untuk bertarung dengan “Cina Tocang” di dalam Tongkang di selat Melaka hingga mereka tewas di tangannya.
Datuk Arsyad mempunyai prinsip hidup yang pantang mundur demi keselamatan masyarakat. Menurut keterangan datuk Bak Asim, warga asal Sei Buyung, Kembung Luar yang saat ini menetap di desa Dakal Tanjung Padang ”Datuk Muhammad Arsyad adalah seorang pemberani dan pandai agama. Ia senantiasa berjuang dalam meluruskan aqidah masyarakat dari ilmu-ilmu yang menyimpang dari agama Islam.
Datuk Arsyad menurut keterangan beberapa orang sesbelumnya adalah seorang yang memilki karamah (kelebihan-kelebihan spiritual). Suatu ketika ia pernah diundang ke Malaysia untuk bertarung ilmu persilatan. Diantara jenis pertarungan tersebut adalah menimbang tongkang besar (kapal). Ia berdiri tegak di sebelah tongkang tersebut hingga tongkang menjadi miring dan hampir tenggelam.
Selain itu pak Malik juga mengatakan bahwa datuk Arsyad ini pernah ditahan dalam tahanan oleh penjajah. Para penjajah merasa sangat heran kenapa wujud datuk Arsyad ada di dalam dan di luar tahanan. Datuk Arsyad memang mempunyai ilmu yg sangat mendalam. Ia selalu berbicara dengan kata kata yang penuh makna dengan istilah-istilah kepada orang-orang terdekat dengannya.
Tuan Guru Muhammad Arsyad menghembuskan nafas terakhirnya pada hari jumat tahun 1936 dan dimakamkan di Sei Buyung, Kembung Luar.
Beliau adalah salah seorang dosen di STAIN Bengkalis juga aktif dibeberapa lembaga keislaman seperti NU, MUI dan LPTQ. Saat ini Ustadz yang pernah mengenyam pendidikan di UIN Suska Riau ini karya tulisnya sering dimuat dibeberapa media seperti Riau Pos.
Pengirim :BENGKALIS - Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Kecamatan Talang Muandau, telah digelar dan dibuka secara langsung .
BENGKALIS - Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, H Ahmad Nawawi Naim bin H Muhammad Naim, Rabu 1.
BENGKALIS, LPTQ - Perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) Ke-3 tingkat Kecamatan Bathin Solapan resmi dibuka Plh Bu.
BENGKALIS, LPTQ - Bertempat di halaman Kantor Desa Simpang Padang Jalan LKMD, sebanyak 13 Stand Bazar Musabaqah Tilawatil Q.