• Minggu, 24 November 2019 | 26 Rabiul Awwal 1441 H | Dibaca : 2509 Kali

Ikut Pawai Taaruf MTQ ke-38 Riau di Kampar, Kabupaten Bengkalis Tampil Dengan Peserta Paling “Senior”

BANGKINANG – Sebagaimana Kabupaten dan Kota lain di Provinsi Riau, Bengkalis juga ambil bagian pada pawai taaruf Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-38 tingkat Provinsi Riau di Bangkinang, Kampar.

Pada pawai taaruf MTQ tersebut, kafilah Bengkalis tampil diurutan ke-5 setelah Indragiri Hilir di urutan ke-4, sebelum Rokan Hulu di barisan ke-6.

Ada satu hal yang boleh dikatakan paling membedakan keikutsertaan Bengkalis pada pawai taaruf MTQ ke-38 di Kampar ini.

Walau tidak ada data resmi dari panitia pelaksana, namun diperkirakan Bengkalis merupakan satu-satu daerah di Riau yang mengikutsertakan peserta paling "senior".

Siapa dia? Dia adalah Datuk Seri H Zainuddin Yusuf. Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR) Kabupaten Bengkalis.

Ingin tahu berapa usia Ketua MKA LAMR Kabupaten Bengkalis itu? Silahkan hitung sendiri.

“Saya lahir 15 Januari 1934,” jelasnya ketika ditemui di depan SMA Negeri 1 Bangkinang di jalan Jenderal Sudirman, Langgini, Kecamatan Bangkinang, belum mengikuti pawai taaruf.

Saat pawai taaruf MTQ ke-38, Datuk Seri H Zainuddin Yusuf bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan H Heri Indra Putra, dan Kabag Kesra H hambali, mendampingi Sekretaris Daerah Bengkalis H Bustami HY memimpin barisan kafilah Bengkalis.

Meskipun sudah lanjut usia, Datuk Seri H Zainuddin Yusuf sedikit pun tidak terlihat letih setelah mengikuti pawai dengan berjalan kaki yang menempuh jarak sekitar 5 kilometer tersebut.

“Yang tua harus memberikan contoh yang baik kepada muda. Biar kalah taroh ‘taruh’, tapi menang tepuk. Jangan kalah kedua-duanya,” ujarnya.

Wejangan itu diberikan Datuk Seri H Zainuddin Yusuf kepada sejumlah pejabat di Pemkab Bengkalis, saat mereka berbincang-bincang ringan di depan Negeri 1 Bangkinang.

Sekedar info tambahan, SMA Negeri 1 Bangkinang ini adalah tempat istri Sekda Bengkalis H Bustami HY, Hj Akna Juita pertama kali mengabdi sebagai tenaga honorer selama dua tahun sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).